Kotornya, Kejamnya, dan Diskriminasi dari Starbucks

Investigasi Mengejutkan terhadap Pemasok Telur Starbucks Indonesia

Apakah anda pernah makan di kafe Starbucks? Jika ya, maka coba pikirkan lagi. Sebuah investigasi mengejutkan diunggah oleh Equitas menunjukkan risiko keamanan makanan dan kekejaman ekstrim terhadap binatang dibalik telur-telur yang digunakan pada makanan panggang dan makanan siap saji yang dijual di restoran Starbucks di Indonesia. Makanan tersebut diproduksi oleh grup toko roti Prima Food Solutions untuk Starbucks.

Rekaman rahasia ini berasal dari peternakan pemasok ke Telur-telur Erlangga, yang telurnya dipakai pada makanan panggang dan makanan siap saji yang dijual di restoran Starbucks di seluruh Indonesia. Makanan tersebut diproduksi oleh grup toko roti Prima Food Solutions untuk Starbucks. Pada peternakan ini, feses dan kotoran menempel pada jeruji kandang tempat ayam-ayam bertelur, dan tumpukan kotoran menggunung hanya beberapa senti dari telur dan ayam-ayam tersebut. Induk ayam hidup bersesakan hampir seumur hidupnya di kandang baterai yang sangat kecil dan kejam hingga penggunaannya dilarang di lusinan negara di seluruh dunia. Burung-burung liar juga terlihat beterbangan keluar masuk peternakan yang membawa risiko serius penyebaran flu burung.

Mayoritas besar dari perusahaan terkemuka dunia sudah menetapkan batas waktu untuk penyesuaian ke penjualan dan hanya menggunakan telur bebas kandang di seluruh Asia dan dunia, termasuk Jaringan restoran terkemuka Internasional seperti Dunkin Donuts, Costa coffee, Coffee Bean and Tea Leaf, Tim Hortons, Pret A Manger, Caffe Nero, Caribou Coffee, Peet’s Coffee, Krispy Kreme, Panera, illy—kecuali Starbucks.

Sudah saatnya bagi Starbucks untuk memperlakukan pelanggan Indonesia dengan hormat dan berhenti menyajikan telur-telur yang berasal dari peternakan telur yang memakai kandang baterai yang kotor dan kejam. Sudah saatnya bagi Starbucks untuk ikut melakukan hal yang sudah dilakukan perusahaan makanan terkemuka lainnya dan menetapkan batas waktu untuk hanya menggunakan telur bebas kandang di Indonesia dan seluruh dunia.

Tolong tanda tangani petisinya!

Starbucks: Saya tidak akan meminum kopi ataupun makan di restoran anda, sampai anda menyusul langkah perusahaan makanan terkemuka lainnya dan berkomitmen untuk berhenti menggunakan telur-telur dari kandang baterai yang kotor dan kejam. Sudah saatnya bagi Starbucks untuk 100% bebas kandang !

    Egg safety - Food safety risks

    Risiko Keamanan Makanan dari Telur Kandang

    Lebih dari selusin penelitian ilmiah sudah menunjukkan bahwa peternakan telur dengan kandang memiliki angka kontaminasi salmonella yang signifikan lebih tinggi. Otoritas Keamanan Makanan Eropa melakukan penelitian terbesar terhadap isu tersebut, menganalisis data dari lima ribu peternakan. Ditemukan bahwa Peternakan telur dengan kandang memiliki kemungkinan 25 kali lebih besar untuk terkontaminasi bakteri salmonella. (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17)

    Terdapat berbagai alasan mengapa menumpuk induk ayam di kandang akan menyebabkan risiko keamanan makanan. Penelitian dari Departemen Pertanian Amerika Serikat menunjukkan bahwa stres akibat pengurungan di kandang menyebabkan induk ayam lebih rentan terkena penyakit. Kandang juga sulit dibersihkan dan didesinfeksi, yang menyebabkan “menumpuknya jumlah materi dan debu yang terkontaminasi kotoran.” (18, 19, 20, 21, 22, 23)

    Telur Kandang Itu Kejam

    Layaknya anjing dan kucing, ayam juga hewan yang pintar dan cerdas yang bisa merasakan rasa senang dan sakit. Menumpuk hewan hampir seumur hidupnya di sebuah kandang yang sangat kecil hingga bahkan kesulitan untuk membalikkan badannya adalah sebuah kesalahan. (24)

    Kandang baterai sangatlah kejang hingga dilarang di lusinan negara di seluruh dunia. Seluruh organisasi pelindung hewan di seluruh dunia menghujat kandang baterai sebagai kekejaman dan tidak berperikemanusiaan. (25, 26, 27)

    Berikut ini adalah beberapa hal yang sudah pernah disampaikan organisasi tersebut:

    WAP“Perilaku paling sederhana seperti kemampuan untuk mengepakkan sayap ataupun bertengger sudah diabaikan. SPCA sangatlah khawatir akan kesejahteraan hidup dari jutaan ayam ini.” Hong Kong SPCA

    WAP

    “Kandang baterai sangatlah tidak berperikemanusiaan; tidak hanya harus berdesak-desakan, hal itu juga mengabaikan kemampuan induk ayam untuk bersarang dan mandi abu… Industri makanan seharusnya menggunakan telur-telur bebas kandang secepatnya” Taiwan SPCA

    World Animal Protection

    “Induk ayam yang hidup di kandang lebih rentang mengalami stres dan cedera, dan meningkatnya risiko terhadap salmonella.” World Animal Protection

    Organisasi-organisasi ini tidak terasosiasi dengan situs ini

    Battery Cage Photo 1 - Battery Cages

    Kandang Baterai

    Starbucks lanjut untuk menjual kepada pelanggan makanan yang dibuat dengan telur-telur dari pemasok yang mengurung induk ayam di kandang baterai yang jorok dan kejam

    Battery Cage Photo 2 - Dirty

    Kotor

    Di pemasok telur Starbucks, ayam betina buang air besar di kandang tandus yang sama dengan tempat mereka bertelur.

    Battery Cage Photo 3 - Animal Cruelty

    Kejam

    Setiap induk ayam menghabiskan hampir seumur hidupnya berdesakan di kandang kecil hingga bahkan kesulitan untuk membalikkan badan

    Unduhan dan Dokumentasi

    Semua video klip dan foto di situs ini adalah dalam ranah publik dan bisa diunduh dan digunakan bebas oleh siapapun, termasuk media.

    Rekaman rahasia ini berasal dari peternakan pemasok ke Telur-telur Erlangga, yang telurnya dipakai pada makanan panggang dan makanan siap saji yang dijual di restoran Starbucks di seluruh Indonesia. Makanan tersebut diproduksi oleh grup toko roti Prima Food Solutions untuk Starbucks.

    Dokumentasi bahwa rekaman memang diambil pada peternakan pemasok ini, dan bahwa telur-telur dari pemasok ini memang dipasok ke Starbucks, tersedia secara daring disini.

    Equitas adalah organisasi perlindungan kondumen dan hewan non-profit global yang berbasis di Inggris.

    Citations on the food safety risks and animal cruelty of battery cages

    1: Van Hoorebeke S, Van Immerseel F, Schulz J, et al. 2010. Determination of the within and between flock prevalence and identification of risk factors for Salmonella infections in laying hen flocks housed in conventional and alternative systems. Preventive Veterinary Medicine 94(1-2):94-100.

    2: Snow LC, Davies RH, Christiansen KH, et al. 2010. Investigation of risk factors for Salmonella on commercial egg-laying farms in Great Britain, 2004-2005. Veterinary Record 166(19):579-86.

    3: 2010. Annual Report on Zoonoses in Denmark 2009. National Food Institute, Technical University of Denmark.

    4: Van Hoorebeke S, Van Immerseel F, De Vylder J et al. 2010. The age of production system and previous Salmonella infections on farm are risk factors for low-level Salmonella infections in laying hen flocks. Poultry Science 89:1315-1319.

    5: Huneau-Salaün A, Chemaly M, Le Bouquin S, et al. 2009. Risk factors for Salmonella enterica subsp. Enteric contamination in 5 French laying hen flocks at the end of the laying period. Preventative Veterinary Medicine 89:51-8.

    6: Green AR, Wesley I, Trampel DW, et al. 2009 Air quality and bird health status in three types of commercial egg layer houses. Journal of Applied Poultry Research 18:605-621.

    7: Schulz J, Luecking G, Dewulf J, Hartung J. 2009. Prevalence of Salmonella in German battery cages and alternative housing systems. 14th International congress of the International Society for Animal Hygiene: Sustainable animal husbandry : prevention is better than cure. pp. 699-702. http://www.safehouse-project.eu/vars/fichiers/pub_defaut/Schulz_Salmonella_ISAH%202009.ppt.

    8: Namata H, Méroc E, Aerts M, et al. 2008. Salmonella in Belgian laying hens: an identification of risk factors. Preventive Veterinary Medicine 83(3-4):323-36.

    9: Mahé A, Bougeard S, Huneau-Salaün A, et al. 2008. Bayesian estimation of flock-level sensitivity of detection of Salmonella spp. Enteritidis and Typhimurium according to the sampling procedure in French laying-hen houses. Preventive Veterinary Medicine 84(1-2):11-26.

    10: Pieskus J, et al. 2008. Salmonella incidence in broiler and laying hens with the different housing systems. Journal of Poultry Science 45:227-231.

    11: European Food Safety Authority. 2007. Report of the Task Force on Zoonoses Data Collection on the Analysis of the baseline study on the prevalence of Salmonella in holdings of laying hen flocks of Gallus gallus. The EFSA Journal 97. www.efsa.europa.eu/EFSA/efsa_locale-1178620753812_1178620761896.htm.

    12: Snow LC, Davies RH, Christiansen KH, et al. 2007. Survey of the prevalence of Salmonella species on commercial laying farms in the United Kingdom. The Veterinary Record 161(14):471-6.

    13: Methner U, Diller R, Reiche R, and Böhland K. 2006. [Occurence of salmonellae in laying hens in different housing systems and inferences for control]. Berliner und Münchener tierärztliche Wochenschrift 119(11-12):467-73.

    14: Much P, Österreicher E, Lassnig. H. 2007. Results of the EU-wide Baseline Study on the Prevalence of Salmonella spp. in Holdings of Laying Hens in Austria. Archiv für Lebensmittelhygiene 58:225-229.

    15: Stepien-Pysniak D. 2010. Occurrence of Gram-negative bacteria in hens’ eggs depending on their source and storage conditions. Polish Journal of Veterinary Sciences 13(3):507-13.

    16: Humane Society International, “An HSI Report: Food Safety and Cage Egg Production” (2010). HSI Reports: Farm Animal Protection. 3. http://animalstudiesrepository.org/hsi_reps_fap/3

    17: European Food Safety Authority. 2007. Report of the Task Force on Zoonoses Data Collection on the Analysis of the baseline study on the prevalence of Salmonella in holdings of laying hen flocks of Gallus gallus. The EFSA Journal 97. www.efsa.europa.eu/EFSA/efsa_locale-1178620753812_1178620761896.htm

    18: The Danish Veterinary and Food Administration. 2004. The national Salmonella control programme for the production of table eggs and broilers 1996-2002. Fødevare Rapport 6, March.

    19: Davies R and Breslin M. 2003. Observations on Salmonella contamination of commercial laying farms before and after cleaning and disinfection. The Veterinary Record 152(10):283-7.

    20: Methner U, Rabsch W, Reissbrodt R, and Williams PH. 2008. Effect of norepinephrine on colonisation and systemic spread of Salmonella enterica in infected animals: Role of catecholate siderophore precursors and degradation products. International Journal of Medical Microbiology 298(5-6):429-39.

    21: Bailey MT, Karaszewski JW, Lubach GR, Coe CL, and Lyte M. 1999. In vivo adaptation of attenuated Salmonella Typhimurium results in increased growth upon exposure to norepinephrine. Physiology and Behavior 67(3):359-64.

    22: Shini S, Kaiser P, Shini A, and Bryden WL. 2008. Biological response of chickens (Gallus gallus domesticus) induced by corticosterone and a bacterial endotoxin. Comparative Biochemistry and Physiology. Part B. 149(2):324-33.

    23: Rostagno MH. 2009. Can stress in farm animals increase food safety risk? Foodborne Pathogens and Disease 6(7):767-76.

    24: Marino, L. 2017. Thinking chickens: a review of cognition, emotion, and behavior in the domestic chicken. Animal Cognition 20(2): 127–147.

    25: “European_Union_Council_Directive_1999/74/EC.” Wikipedia: The Free Encyclopedia. Wikimedia Foundation, Inc. Web 03 August 2018, en.wikipedia.org/wiki/European_Union_Council_Directive_1999/74/EC

    26: “Farm Animal Confinement Bans.” American Society for the Prevention of Cruelty to Animals. Web. 03 August 2018, www.aspca.org/animal-protection/public-policy/farm-animal-confinement-bans

    27: World Organization for Animal Health, “Terrestrial Animal Health Code” (2017). www.rr-africa.oie.int/docspdf/en/Codes/en_csat-vol1.pdf